Lompat ke isi utama

Berita

Ancang-ancang Strategi Politik Parpol Dalam Mempersiapkan Calon Yang Berkompeten

SIAK - Setelah disahkannya menyepakati tanggal pemungutan suara Pemilu Serentak dan Pilkada Serentak pada Tahun 2024. Pemilu akan digelar 14 Februari, sedangkan pilkada dihelat 27 November. Dalam keputusan itu diambil pada rapat (RDP, Tiga pihak menyetujui usulan yang dibawa KPU dalam rapat tersebut. "Penyelenggaraan pemungutan suara Pemilu serentak untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta anggota DPD RI.

Perhelatan demokrasi yang akan berlangsung tahun 2024 memiliki  kompleksitas sangat tinggi. Karena dalam rentang waktu yang telah ditentukan akan dilaksanakan Pemilu (Pilpres dan Pileg) dan Pilkada sekaligus pada tahun 2024. Maka kita mencoba menyusun sejak awal desain dan konsep penyelenggaraan Pemilu tahun 2024 mendetang.

Persiapan strategi politik parpol (partai politik) dalam mempersiapkan calon-calon yang ingin diusung baik sebagai calon kepala daerah, dewan maupun kepala negara RI. Dan tentunya untuk kemenangan para calon yang diusungnya dalam kekuatan politik mengingat mereka harus diusung parpol, dan atau gabungan partai politik. Belum lagi karena ada ambang batas presiden 20% yang mengacu pada penguasaan kursi di DPR bagi parpol pengusung capresnya.

Sudah banyak tim relawan atau komunitas dan organiasasi yang telah direkrut dan dibentuk oleh gawaian dari parpol sebagai salah satu trategi mereka. Sejumlah kelompok sudah mendeklarasikannya beberapa nama calon kondang yang disanjung-sanjung untuk maju dan memenangkan pertarungan nantinya. Semakin memanas dalam mempersiapkan calon dan strategi politik, sekelompok orang sudah menyatakan dukungan kepada sejumlah tokoh yang dianggap layak untuk maju dalam pesta demokrasi untuk Indonesia lima tahunan kedepan.

Munculnya kelompok relawan atau komunitas dan organiasasi ini sebenarnya bukan hal baru dan positif bagi demokrasi. Jelas hal ini menunjukkan partisipasi dan antusiasme kepedulian politik yang tinggi dari masyarakat terhadap proses regenerasi kepemimpinan di Indonesia. Namun, dalam hal ini terjadi jika kelompok relawan atau komunitas dan organiasasi benar-benar lahir dari bawah dan muncul secara alamiah.

Dalam hal ini juga baik bagi sistem demokrasi di Indonesia karena bagian dari kritik publik atas hegemoni parpol. Rakyat tak lagi diam dan menerima apa saja keputusan partai terkait kandidat yang diusungnya, namun mereka bisa memilih sendiri siapa calon yang menurut mereka layak menjadi pemimpin bangsa ini. Selama inisiatif itu murni suara publik, bukan sekadar formalitas atau hanya asumsi belaka ataupun  strategi elite politik saja.

Hal biasanya partai politik hanya menjadi alat meraih kekuasaan semata bukan menjadi kawah kepentingan saja bagi para politisi untuk menempa diri dan menciptakan negarawan sejati. Akumulasi kekecewaan publik terhadap kinerja partai politik inilah yang akhirnya melahirkan gerakan relawan atau komunitas dan organiasasi politik yang akuntabel dalam mempersiapkan calon pemimpin yang berkompeten serta memenangkan calon yang diusung oleh mereka. Pentingnya kecerdesan dan kecerdikan masyarakat untuk tidak mudah terhasut dan iming-iming manis politik yang dimainkan parpol dalam mengerakkan relawan atau komunitas dan organiasasi. Dalam mendapatkan kepentingan dan kepuasan politik mereka (parpol). Masyrakat dapat berkaca dari kecerobohan periode lalu, yang pada akhirnya mengucapkan kata penyeselasan telah memilih calon tersebut.

Tag
BERITA